Minggu, 01 September 2013

Jeritan Hati Sang Bumi

Wahai makhluk yang sekarang menginjakkan kaki di tanahku, engkau yang mengatakan martabatmu lebih tinggi dari pada penghuni tanahku lainnya. Berakal budi dan pikiran, merasa segambar dan secitra dengan sang pencipta. Mengapa kau begitu angkuh di atas kebodohan dirimu sendiri? Mengapa engkau merasa paling hebat diantara ketidakmampuan dirimu. Engkau yang merasa bermartabat, tidakkah dirimu lebih rendah dari hewan pemakan bangkai ketika engkau membuang sampahmu di sembarang tempat sesuka hatimu. Adakah akal dan pikiranmu ketika dengan sekenanya kau merusak habitat penghuni bumi lainnya demi kepentingan dirimu sendiri? 

Hey, SADAR...

 

 Aku diciptakan bukan untukmu sendiri. Engkau bukan-bukan satu-satunya yang membutuhkan aku. Memang engkau di beri kuasa untuk menguasai aku dan seluruh kekayaanku, tapi bukan untuk merusakkan? Ketika bencana alam mulai menimpa tanah yang kau tempati, kau maki aku selayaknya aku telah memusuhi mu. Bukan kah kau yang merenggangkan hubungan mu denganku. Dengan segala kemampuanmu kau ciptakan berbagai alat canggih untuk memudahkan kehidupanmu. Tapi, sadarkah kau bahwa itu melukai aku?

 Wahai engkau, yang ku sebut MANUSIA di mana kah hati nuranimu?  Atau begitu egoisnya kah engkau sampai untuk anak-cucumu sendiri tidak kau pikirkan? Kau eksploitasi aku sesuka hatimu.

Bangun,
Bangun Hey Manusia,
Jangan kau pura-pura terlelap di atas penderitaan ku, makhluk hidup lainnya, dan anak cucumu kelak.


oleh: Fiona Matullessya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar