Sabtu, 21 Desember 2013

Lucky (Jason Mraz ft Colbie Caillat)

Do you hear me, I'm talking to you
Across the water across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my, baby I'm trying
Boy, I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard

Lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Ooohh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh

They don't know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye
I wish we had one more kiss
I'll wait for you, I promise you, I will

Lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

And so I'm sailing through the sea
To an island where we'll meet
You'll hear the music fill the air
I'll put a flower in your hair
Though the breezes through the trees
Move so pretty you're all I see
As the world keeps spinning round
You hold me right here right now

Lucky I'm in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
I'm lucky we're in love in every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

Ooohh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh
Ooooh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh

Kasih Tak Terbalas dari Seorang Ibu

Membawaku kemana saja kau pergi..
Menantiku dengan penuh harap dan cemas.....
Selama 9 bulan...
Tanpa keluh dan kesah...

Seluruh jiwa ragamu ibu....
Keringat dan air matamu........
Jerit tangis kesakitan, kau tabur...
Demi melahirkanku ke dunia ini...

Mengasuhku dengan penuh kasih dan sayang...
Mendidikku, mengajariku...
Memberikan segala yang terbaik....
Segala yang kau punya...

Kau terjaga semalaman....
Doa-doa teus terpanjat dari sanubarimu....
Harap dan cemas mengantarmu.....
Tatkala sakit menghampirimu....

Ibu....
Kasihmu tak terbalaskan oleh apapun...
Jasamu tak tergantikan dengan apapun....
Terlalu indah, terlalu sempurna....

Sabtu, 28 September 2013

7 Kriteria Cowok Idaman Part 4

Malam yang melelahkan, seharian latihan cheers untuk Pertandingan Basket antar sekolah. Jujur, di minggu-minggu ujian seperti ini, kegiatan ini cukup mengganggu. Meskipun, aku yang memilih untuk bergabung di dalamnya. Aku harus konsekuen.

Aku merebahkan tubuhku di kasurku, yang terlihat jelas hanya langit-langit kamarku yang dicat putih bersih. Aku mengingat-ngingat kejadian tadi. Kejadian yang cukup memalukan buatku tapi cukup membuatku tersanjung.

Tadi saat latihan, aku yang merupakan leader dari kelompok cheers sekolahku sedang mengintruksikan formasi-formasi yang akan kami bentuk dalam Pertandingan kamis depan. Tanpa disangka, sebuah bola meluncur dengan kecepatan tinggi tepat mengenai kepalaku. Seketika juga, aku jatuh terduduk dan tak dapat mengatakan apapun selain memegang kepalaku yang sakit dan sedikit pusing. Mataku berkaca-kaca karena sakitnya.

"Olive, maaf ya liv! Gue gak sengaja lho liv, gue antar loe ke UKS ya!" Ucap Daniel dengan tampang bersalah dan sangat menyesal. Aku hanya diam, sambil meresapi rasa sakit di kepalaku. Tanpa pikir panjang Daniel menggendongku ke UKS. Tak tahu mengapa, sepertinya aku menurut saja. Mungkin itulah yang di sebut geger otak.

Daniel membaringkan ku di kasur UKS. Dia mengompres kepalaku yang terkena bola dengan air hangat. Tak henti-hentinya Ia mengucapkan kata maaf kepadaku.Setelah sekian lama terdiam akhirnya aku angkat bicara
 " Thank's ya Dan!".
 "Ya ampun Liv, gue minta maaf banget ya...." katanya. Tatapan matanya, keringat yang mengalir di dahinya yang putih bersih, sempurna.
 " Ya udah lah Dan, gue juga salah kok! Santai aja!",
 "Trus apa loe yang sakit, atau kita ke dokter aja ya?",
 "Astaga, gue cuma kena bola Daniel! Gue udah gak apa-apa kok. Udah yuk balik ke lapangan.", "Yakin, loe udah baikan. Istirahat aja dulu, yang lain pasti ngerti kok!",
 "Gak lah, ini udah hari Jum'at lho. Waktu udah mepet. Btw, Thank's ya."
 " Buat apa?", " Ya buat semuanya!",
" Ya Tuhan, Olive, setelah gue lempar pakai bola loe masih bilang makasih?" dia mengusap kepalaku.
"Aw.."
"Ooops sorry!"
"Udah ah, bosen gue dengar kata sorry. Yuk balik."

Kejadian tadi membuatku terpaku, apakah dia yang dimaksud Dinda? Tapi kenapa Dinda bilang inisialnya A. Apa Dinda bohong? Trus, siapa dia? Aku mebalikkan badanku, mataku berhenti tepat di atas tumpukan buku ku. Aku terbelalak, FISIKA. Aku tidak berani melirik jam. Segera ku raih buku itu, semua terasa memuakkan. Tidak, aku terus berusaha untuk berkonsenterasi.

Sulit memang. Perkahan aku masuk ke dalam dunia FISIKA. Ku selami walau agak sulit. Pelan-pelan ku cerna soal demi soal, aku menghitung semuanya kembali. Dan tiba-tiba semuanya peacah.................

Jumat, 13 September 2013

PENGUMUMAN

Hai sahabat FioSaPuMe2......
Maaf atas ketidakpastian penerbitan cerbung " 7 Kriteria Cowok Idaman" ....
Itu semua karena keterbatasan Admin yang notabene masih pelajar.....
Hehehehe, tahu sendiri kan gimana sibuknya??
Iya sih ,,,,
Gak Profesional gitu...
#Ceileeh
Bahasa Planet gue yah....
Hahahahahah
Oke untuk menyudahi omongan yang semakin ngawur tidak karuan,
untuk itu admin meyatakan dengan ini:
Cerbung hanya akan terbit setiap Hari JUM'AT, SABTU, dan SENIN.....
Oke....
Maaf sekali lagi....

Sabtu, 07 September 2013

7 Kriteria Cowok Idaman Part 3

"Saya harap kalian mengerjakan ujian ini dengan jujur, karena kecurangan hanya akan menyengsarakan kalian nantinya!" kata Pak Bon sebelum memulai ujian. Ku lirik Dinda yang duduk tepat di sebelahku, dia terlihat gelisah aku paham betul masalahnya. Aku hanya tersenyum simpul.

Detik demi detik terus berjalan, Aku tak tega melihat kertas ujian Dinda masih kosong. Tapi ini bagian dari rencanaku. Aku harus tenang, satu, dua, ........... "Liv, bantu gue donk, kasih tahu rumusnya aja! Please! Loe jangan diemin gue terus donk, gue salah apa?" katanya dengan sedikit berbisik. Dugaan ku tepat, "Emh, siapa ya?" aku pura-pura cuek. "Loe parah ya sama temen sendiri !" dengan wajah memelas. " Dengan 1 syarat." kataku penuh arti "Apapun, cepetan tinggal 15 menit lagi nih!" katanya setengah memaksa. Aku pun membantunya dengan senang hati, ini memang kebiasaan kami berdua ada budi ada balas. Yeah, rencanaku kali ini berhasil.

Bel istirahat berbunyi, tanda ujian telah selesai. Bagiku Kimia bukan suatu masalah yang kompleks, tapi bagi Dinda Kimia bak pedang tajam yang siap memenggal kepalanya. Beruntung dia punya sobat seperti ku. Dinda hendak melangkah ke luar kelas, "Eits, lo ga lupa kan sama janji loe?" aku mengingatkannya. "Oh, loe tenang aja Fisika pasti gue bantu kok!" jawabnya tenang. "Oh Dinda, makasih banyak sobat ku, tapi bukan itu yang gue perlukan !" jawabku. " So?" tiba-tiba Daniel kapten tim basket di sekolahku menghampiri kami. "Emh, Liv gue mau ngomong bentar ama loe bisa gak?" kata sang kapten yang tinggi dan ganteng itu. Dinda tersenyum, seakan mengisyaratkan sesuatu kepadaku. Mungkinkah? " Gue ke kantin duluan ya liv!" seru Dinda seakan memberi ruang antara aku dan Daniel.

"Liv, kamis depan ada pertandingan basket antara sekolah kita dan sekolah tetangga, loe bisa kan sama teman-teman cheers yang lain jadi penyemangat kita-kita?" kata Daniel dengan tatapan yang serius. " Emh, bisa-bisa kok. Loe tenang aja, kita pasti semangati loe sama teman-teman lain." kataku dengan penuh semangat. Oh Tuhan, apa mungkin Daniel orang yang aku cari selama ini. "Thank's ya Liv!" kata Daniel sambil mengacak rambutku lembut. "Iya sama-sama jangkung!" kataku sok imut. "Ya udah deh, gue balik ke kelas dulu ye, bye!" katanya disertai senyuman penuh makna.

Aku segera menuju kantin untuk memastikan hal ini ke Dinda. Setelah berputar-putar dalam pencarian akhirnya Dinda ku temukan juga. " Din, loe jujur sama gue siapa penggemar rahasia gue ?", kataku setengah memaksa. " Namanya juga penggemar rahasia, gak boleh di kasih tau donk. Ntar gak rahasia lagi!" katanya dengan tampang sok polos. " Ih loe gitu sama sahabat sendiri, loe mau gue mati penasaran? Kasih cluenya aja!" kataku memelas. " Okay, karena gue ada hutang budi sama loe, sebagai ucapan terimakasihnya gue kasih dua cluenya ya, pertama huruf depan namanya tuh A, trus dia udah penuhi kriteria cowok loe, yang nomor 5!" katanya ambil tersenyum. " Kayak teka-teki ya beibh, loe memang suka banget buat gue pusing.", "Liv, kata kuncinya ntuh loe ikutin kata hati loe, trus cocokin deh sama clue yang udah gue kasih! Btw, tadi Daniel bilang apa ama loe?" kata Dinda panjang lebar, "Cuma bilang buat kita isi acara buat pertandingan basket kamis depan lawan anak tetangga!" jawabku. " Owh, selain itu?"

 

Kamis, 05 September 2013

7 Kriteria Cowok Idaman Part 2

Ku pastikan bahwa semua buku untuk hari ini sudah lengkap. Dengan buku catatan kimia tergenggan di tanganku, ku pastikan langkahku menuju ruang makan. Harum semerbak roti bakar buatan mama sudah nyangkut di hidungku. Cepat-cepat ku raih roti bakar itu dan langsung ku tegak segelas susu hangat. Keduanya bersatu padu memenuhi ruang dalam perutku.

Aku langsung bergegas menuju halaman depan, aku tak mau ketinggalan bus sekolah yang selalu kutumpangi setiap hari ke sekolah. Saat masuk wajah yang pertama kali ku lihat yaitu Jimmy, cowok pendiam yang selalu mengambil tempat paling depan. Dia tidak satu sekolah denganku, namun sekolahnya tidak jauh dari sekolahku. Dia misterius sekali, di bus dia hanya menatap buku-buku pelajarannya seraya mendengarkan musik lewat headset yang tersangkut di telinganya. Aku tau tentangnya dari teman-teman satu bus yang satu sekolah dengannya.

Setelah rumahku, rumah selanjutnya adalah rumah sahabatku yang paling menyebalkan Dinda. Akan ku jalankan rencana ku yang sudah kurancang semalaman. Aku harus beri pelajaran pada dinda yang berhasil membuatku tidak bisa tidur karena penasaran.

Saat Ia masuk ke dalam bus, Aku langsung pindah ke depan tepat disamping Jimmy. Aku menghindar dari  Dinda supaya dia sadar akan kesalahannya.
"Ehm, Jim aku di sini ya?"dia hanya tersenyum mengangkat tasnya agar aku bisa duduk di sebelahnya.
"Thank's ya" kembali hanya dengan senyuman.

Tapi herannya, seakan Dinda tidak sadar akan kesalahannya, dia malah tersenyum dan mengedipkan matanya padaku. Seakan mengisyaratkan sesuatu. Aku pura-pura cuek padanya. Rencana awal kurang berhasil, lihat saja di rencana kedua. Pasti dia akan datang padaku, memohon maaf, terus aku akan  minta padanya untuk berterus terang tentang 'penggemar rahasia' ku itu sebagai syaratnya. Aku tersenyum simpul. Jimmy yang tadinya membaca buku fisikanya pun memalingkan pandangannya ke aku, seakan menunjukkan bahwa dia keheranan.

Bus sudah tepat berada di depan sekolah Jimmy, sekolah yang terkenal dengan kepintaran para siswanya. "Duluan ya Liv!" kata Jimmy seraya melemparkan senyumannya padaku. Aku membalasnya dengan senyuman kecut saja, aku bingung kenapa dia tahu namaku ya? Setahuku, hari ini pertama kalinya aku duduk satu bus dengannya, dan kelihatannya dia bukan tipe cowok yang suka membahas cewek di dalam pergaulannya. Heran!

"Yuk" kata Dinda sesampainya kami di depan sekolahku. Aku membuang arah pandanganku keluar, seakan tak mendengar apapun. Dinda hanya tersenyum, "Buruan loe mau tinggal di bus ini? Gue duluan ya." Aku tak mempedulikannya, aku baru sadar bahwa aku memang yang terakhir di bus ini selain pak supir. Aku bergegas keluar sebelum pak supir menegurku.

Rencana selanjutnya. Siapkah kamu Dinda?


Minggu, 01 September 2013

Lirik Lagu Just Give Me A Reason – Pink


You were a thief
You stole my heart
And Im your willing victim
I let you see the parts of me
That weren’t all that pretty
And with every touch you fixed them

Now you’ve been talking in your sleep oh oh
Things you never say to me oh oh
Tell me that you’ve had enough
Of our love, our love

(Chorus)
Just give me a reason
Just a little bit’s enough
Just a second we’re not broken just bent
And we can learn to love again

It’s in the stars
It’s been written in the scars on our hearts
That we’re not broken just bent
And we can learn to love again

I’m sorry I don’t understand
Where all of this is coming from
I thought that we were fine
(Oh we had everything)
Your head is running wild again
My dear we still have everythin’
And it’s all in your mind
(Yeah but this is happenin’)

You’ve been havin’ real bad dreams oh oh
You used to lie so close to me oh oh
There’s nothing more than empty sheets
Between our love, our love
Oh our love, our love

(Chorus)
Just give me a reason
Just a little bit’s enough
Just a second we’re not broken just bent
And we can learn to love again

I never stopped
You’re still written in the scars on my heart
You’re not broken just bent
And we can learn to love again

Oh tear ducts and rust
Ill fix it for us
we’re collecting dust but our love is enough
You’re holding it in
You’re pouring a drink
No nothing is as bad as it seems
We’ll come clean

(Chorus)
Just give me a reason
Just a little bit’s enough
Just a second we’re not broken just bent
And we can learn to love again

It’s been written in the scars
It’s been written in the scars of our hearts
That we’re not broken just bent
And we can learn to love again

Just give me a reason
Just a little bit’s enough
Just a second we’re not broken just bent
And we can learn to love again

It’s benn written in the scars
It’s been written in the scars on our hearts
That we’re not broken just bent
And we can learn to love again
Oh we can learn to love again
Oh we can learn to love again oh oh
That we’re not broken just bent
And we can learn to love again